Popular Posts
-
AJK induk Majlis Aidiladha BAKSIS '12 PENASIHAT : (BIRO DAKWAH & INTELEKTUAL BAKSIS) SHAHRIZAM TAHIR SITI NORHAIDAH B...
-
Bismillahirahmanirrahim Assalamualaikum Ulamak Qiraat Dunia Islam -Imam Hafs- Namanya ialah Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah b...
-
Itik berenang Pernah kita melihat itik yang sedang berenang di dalam kolam atau tasik? Itik-itik itu semua kelihatan berada di permukaan...
-
Yang Di Pertua : Muhammad Nazran bin Arbaa Timb YDP : Muhd Zhulfikar bin Muhamad Jifri Naib YDP : Norafizah binti Yassin ...
-
:: BARISAN AHLI MAJLIS TERTINGGI SESI 2015/2016 :: ~MEMBANGUN BERSAMA MMSJ ~
-
-
:: BARISAN AHLI MAJLIS TERTINGGI (AMT) SESI 2014/2015 :: :: BA...
Labels
Text Widget
Persatuan Zon
Labels
Jom klik !
Recent Posts
Badan Kebajikan Anak Negeri
Download
Ordered List
Badan Kebajikan Mahasiswa Sabah Jordan. Powered by Blogger.
Tags
About Me
Followers
About Me
Biro Dakwah dan Intelektual,
Biro Multimedia dan Publisiti
:: SALAM SOIFI ::
7:43 PM Unknown 0 Comments
Assalamualaikum dan salam musim panas.
Pada kesempatan ini MMSJ ingin mengucapkan selamat memulakan pembelajaran kepada seluruh Mahasiswa Malaysia Jordan yang bakal memulakan pembelajaran.Pada yang bercuti, MMSJ mengucapkan selamat bercuti.Kutiplah sebanyak ilmu yang boleh. Di mana-mana ada ilmu.
#MembangunbersamaMMSJ
Pada kesempatan ini MMSJ ingin mengucapkan selamat memulakan pembelajaran kepada seluruh Mahasiswa Malaysia Jordan yang bakal memulakan pembelajaran.Pada yang bercuti, MMSJ mengucapkan selamat bercuti.Kutiplah sebanyak ilmu yang boleh. Di mana-mana ada ilmu.
#MembangunbersamaMMSJ
Yusuf al-Qaradawi
Yusuf al-Qaradawi (lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 88 tahun) adalah seorang cendekiawan Muslimyang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era moden ini.
Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang ketua majlis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan sebagai bahan rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang mengkritik fatwa-fatwanya.
Profil Pribadi
Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universiti al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelaran doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa moden.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961dan di sana sempat mendirikan Fakulti Syariah di Universiti Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah dimasukkan ke dalam penjara sejak dari mudanya pada tahun 1949,umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin ketika Mesir dipegang Raja Faruk. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi dalam peristiwa Revolusi Juni di Mesir.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan kebencian terhadap rezim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membezakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklear dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelaran doktor dalam bidang kimia juga dari Inggeris, sedangkan yang ketiga masih belajar. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan di Universiti Texas Amerika.
Anak lelaki yang pertama menempuh pelajaran dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universiti Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bongsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakulti teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang boleh membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan moden. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universiti Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negara. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu boleh jadi islamik dan tidak islamik, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Karya-karya Yūsuf al-Qaradāwī
Sebagai seorang ilmuwan dan da’i, Yūsuf al-Qaradāwī juga aktif menulis artikel keagamaan di berbagai media cetak. Di antara karya-karyanya yang paling popular di kalangan perguruan tinggi dan pesantren ialah:
1. Al-Halāl wa al- Harām fi al-Islām (tentang masalah yang halal dan haram dalam Islam)
2. Fiqh az-Zakāh (berbagai masalah zakat dan hukumnya)
3. Al-Ibadah fi al-Islām (hal ihwal ibadah dalam Islam)
4. An-Nas wa al-Haqq (tentang manusia dan kebenaran)
5. Al-Iman wa al-Hayah (mengenai keimanan dan kehidupan)
6. Al-Hulul al-Mustauradah (paham hulul [Tuhan mengambil tempat pada diri manusia] yang diimpor dari non Islam)
7. Al-Hill al-Islām (kebebasan Islam)
8. Syarī’ah al-Islām Sālihha li at-Tatbīq fi Kulli Zamānin wa Makānin(mengenai syari’at islam, elastisitas dan kesesuaian dalam penerapannya pada setiap masa dan tempat)
9. Al-Ijtihād fi asy-Syarī’ah al-Islāmiyyah (ijtihad dalam syari’at Islam)
10 .Fiqh as-Siyam (fikih puasa).
Metode Pemikiran Yūsuf al-Qaradāwī
a.Tidak fanatik dan tidak taqlid.
Ini merupakan prinsip pertama, yaitu terlepas dari fanatisme mazhab dan taqlid buta terhadap siapa pun, baik kepada ulama terdahulu maupun ulama setelahnya. Karena telah dikatakan “tidaklah berbuat taqlid kecuali orang fanatik atau orang bodoh”.
b.Mempermudah, tidak menyulitkan.
Hal ini dasarkan atas dua alasan. Alasan pertama mengenai masalah taharah dan tayamum, dalam surat al-Maidah Allah berfirman:
مايريد الله ليجعل عليكم من حرج ولكن يريد ليطهركم وليتم نعمته عليكم لعلكم تشكرون.
Dalam surat al-Baqarah ayat 185 juga dijelaskan mengenai pemberian dispensasi kepada orang sakit serta musafir untuk berbuka, firman Allah:
يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر
Alasan yang kedua yaitu keadaan zaman yang terus berubah, dimana zaman sekarang menggambarkan sikap hidup materialisme yang lebih dominan dari pada spiritualisme, individualisme lebih dominan dari pada kebersamaan (sosialisme), pragmatisme lebih dominan dari pada akhlak.
c. Berbicara dengan bahasa yang mudah
Yaitu berbicara dengan bahasa yang mudah difahami dan mudah dicerna oleh masyarakat penerima fatwa, dengan menjauhi istilah-istilah yang sukar difahami atau ungkapan-ungkapan yang aneh
e. Bersikap pertengahan: antara memperlonggar dan memperkuat.
Prinsip kelima yang digunakan adalah bersikap moderat (pertengahan) antara tafrit (memperingan) dengan ifrat(memperkuat). Seorang mufti tidak menginginkan masyarakatnya hendak melepaskan ikatan-ikatan hukum yang telah tetap dengan alasan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang mengabdikan pada modernisasi.
f. Memberikan hak fatwa berupa keterangan dan penjelasan.
Seorang mufti dalam menjawab pertanyaan dituntut untuk memberikan keterangan dan penjelasan, karena dengan begitu orang yang bodoh menjadi mengerti, orang yang lupa menjadi sedar, orang yang ragu menjadi mantap, orang yang bimbang menjadi yakin, orang yang pandai menjadi bertambah ilmunya, dan orang yang beriman semakin bertambah imannya.
wallahualam.
Yusuf al-Qaradawi (lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 88 tahun) adalah seorang cendekiawan Muslimyang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era moden ini.
Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang ketua majlis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan sebagai bahan rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang mengkritik fatwa-fatwanya.
Profil Pribadi
Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universiti al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelaran doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa moden.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961dan di sana sempat mendirikan Fakulti Syariah di Universiti Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah dimasukkan ke dalam penjara sejak dari mudanya pada tahun 1949,umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin ketika Mesir dipegang Raja Faruk. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi dalam peristiwa Revolusi Juni di Mesir.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan kebencian terhadap rezim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membezakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklear dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelaran doktor dalam bidang kimia juga dari Inggeris, sedangkan yang ketiga masih belajar. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan di Universiti Texas Amerika.
Anak lelaki yang pertama menempuh pelajaran dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universiti Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bongsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakulti teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang boleh membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan moden. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universiti Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negara. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu boleh jadi islamik dan tidak islamik, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Karya-karya Yūsuf al-Qaradāwī
Sebagai seorang ilmuwan dan da’i, Yūsuf al-Qaradāwī juga aktif menulis artikel keagamaan di berbagai media cetak. Di antara karya-karyanya yang paling popular di kalangan perguruan tinggi dan pesantren ialah:
1. Al-Halāl wa al- Harām fi al-Islām (tentang masalah yang halal dan haram dalam Islam)
2. Fiqh az-Zakāh (berbagai masalah zakat dan hukumnya)
3. Al-Ibadah fi al-Islām (hal ihwal ibadah dalam Islam)
4. An-Nas wa al-Haqq (tentang manusia dan kebenaran)
5. Al-Iman wa al-Hayah (mengenai keimanan dan kehidupan)
6. Al-Hulul al-Mustauradah (paham hulul [Tuhan mengambil tempat pada diri manusia] yang diimpor dari non Islam)
7. Al-Hill al-Islām (kebebasan Islam)
8. Syarī’ah al-Islām Sālihha li at-Tatbīq fi Kulli Zamānin wa Makānin(mengenai syari’at islam, elastisitas dan kesesuaian dalam penerapannya pada setiap masa dan tempat)
9. Al-Ijtihād fi asy-Syarī’ah al-Islāmiyyah (ijtihad dalam syari’at Islam)
10 .Fiqh as-Siyam (fikih puasa).
Metode Pemikiran Yūsuf al-Qaradāwī
a.Tidak fanatik dan tidak taqlid.
Ini merupakan prinsip pertama, yaitu terlepas dari fanatisme mazhab dan taqlid buta terhadap siapa pun, baik kepada ulama terdahulu maupun ulama setelahnya. Karena telah dikatakan “tidaklah berbuat taqlid kecuali orang fanatik atau orang bodoh”.
b.Mempermudah, tidak menyulitkan.
Hal ini dasarkan atas dua alasan. Alasan pertama mengenai masalah taharah dan tayamum, dalam surat al-Maidah Allah berfirman:
مايريد الله ليجعل عليكم من حرج ولكن يريد ليطهركم وليتم نعمته عليكم لعلكم تشكرون.
Dalam surat al-Baqarah ayat 185 juga dijelaskan mengenai pemberian dispensasi kepada orang sakit serta musafir untuk berbuka, firman Allah:
يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر
Alasan yang kedua yaitu keadaan zaman yang terus berubah, dimana zaman sekarang menggambarkan sikap hidup materialisme yang lebih dominan dari pada spiritualisme, individualisme lebih dominan dari pada kebersamaan (sosialisme), pragmatisme lebih dominan dari pada akhlak.
c. Berbicara dengan bahasa yang mudah
Yaitu berbicara dengan bahasa yang mudah difahami dan mudah dicerna oleh masyarakat penerima fatwa, dengan menjauhi istilah-istilah yang sukar difahami atau ungkapan-ungkapan yang aneh
e. Bersikap pertengahan: antara memperlonggar dan memperkuat.
Prinsip kelima yang digunakan adalah bersikap moderat (pertengahan) antara tafrit (memperingan) dengan ifrat(memperkuat). Seorang mufti tidak menginginkan masyarakatnya hendak melepaskan ikatan-ikatan hukum yang telah tetap dengan alasan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang mengabdikan pada modernisasi.
f. Memberikan hak fatwa berupa keterangan dan penjelasan.
Seorang mufti dalam menjawab pertanyaan dituntut untuk memberikan keterangan dan penjelasan, karena dengan begitu orang yang bodoh menjadi mengerti, orang yang lupa menjadi sedar, orang yang ragu menjadi mantap, orang yang bimbang menjadi yakin, orang yang pandai menjadi bertambah ilmunya, dan orang yang beriman semakin bertambah imannya.
wallahualam.
Kami dari pihak MMSJ ingin mengucapkan takziah kepada rakyat Sabah di Malaysia yg ditimpa musibah(gempa bumi) baru-baru ini.
Di sini kami sertakan poster derma kilat bagi membantu dan meringankan beban buat mereka yg ditimpa ujian ini.
"Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(Albaqarah-155)
Di sini kami sertakan poster derma kilat bagi membantu dan meringankan beban buat mereka yg ditimpa ujian ini.
"Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(Albaqarah-155)
[ Biro Dakwah & Intelektual ]
Bilal Bin Rabah Simbol Kesetaraan Sosial Islam
Bilal Bin Rabah ra adalah salah satu nama yang paling terkenal dalam sejarah Islam.Seorang budak Negro dari Habsyah (Ethiopia), Bilal merupakan bukti nyata dari penghormatan Islam terhadap kesetaraan sosial, anti rasisme dan keadilan sosial.
Lahir pada 680 masihi di Mekkah, bersama orang tuanya - Rabah dan Hamamah - Bilal juga menjadi budak dari Umayyah bin Khalaf, seorang musuh Islam.
Ketika Umayyah mendengar bahwa Bilal masuk Islam, ia menyiksanya dan memaksanya untuk melepaskan keimanan barunya. Tetapi dengan penuh kecintaan kepada Nabi Muhammad saw dan Islam, Bilal tetap teguh dalam keimanannya. Meskipun ia disiksa dengan kejam ia terus mengatakan "Ahad, Ahad." (Allah itu satu, Allah itu satu)
Ketika Nabi Muhammad saw mengetahui tentang penganiayaan yang dialami Bilal, ia mengutus Abu Bakar ra, yang menebusnya dari sang penindas dan membebaskannya dari perbudakan. Kebebasan ini adalah hadiah pertama Islam kepada Bilal. Khalifah Kedua Umar Bin Khattab menghormati Bilal dengan menyebutnya sebagai Sayyidina (pemimpin kami).
Bilal menjadi salah seorang sahabat yang paling dipercaya dan setia kepada Nabi Muhammad saw. Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam. Bilal ikut hijrah bersama Nabi Muhammad saw ke Madinah dan ikut dalam pertempuran-pertempuran besar termasuk perang Badar, Uhud, Khandaq dll. Saat Perang Badar, ia berhashil membunuh musuh Islam dan orang yang telah memperbudak dan menindasnya - Umayyah.
Nabi Muhammad saw adalah orang pertama yang menyatakan kesetaraan diantara manusia dalam sejarah dunia 1400 tahun yang lalu. Dihadapan lebih dari 120.000 sahabat saat haji, beliau menyatakan:
"Wahai para manusia, ingatlah sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan bapak kalian itu satu. Ingatlah, tidak ada keunggulan orang Arab atas orang ajam/asing, dan tidak bagi orang ajam atas orang Arab, tidak bagi orang kulit putih atas kulit hitam, dan tidak bagi orang kulit hitam atas kulit putih kecuali taqwa."
Nabi memilih Bilal menjadi salah satu sahabat yang mulia. Munculnya Bilal sebagai seorang yang menonjol dalam sejarah Islam adalah bukti pentingnya pluralisme dan kesetaraan ras dan sosial dalam Islam.
Saat Abdullah bin Ziyad menceritakan bahwa ia telah bermimpi diajari metode dan kalimat Azan, Nabi Muhammad saw menyukainya dan menunjuk Bilal sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan di Madinah dengan bacaan tersebut. Ketika Umar ra mendengar azan, ia bergegas mendatangi Nabi Muhammad saw dan mengatakan kepada beliau bahwa ia juga bermimpi azan dengan bacaan yang sama. Dengan demikian azan dikumandangkan pertama kali oleh Bilal. Nabi saw menunjuknya sebagai Muazzin Rasul.
Karena Bilal merupakan orang Afrika pertama yang memeluk Islam, umat Islam Afrika masih merasa bangga dengan kehormatan yang diberikan kepada orang Afrika tersebut.
Kehormatan besar lainnya bagi Bilal adalah setelah Fatah Mekkah pada 8 Hijriah. Ketika kota Mekkah menyerah dan semua orang baik Muslim dan non Muslim berkumpul di suatu halaman, Nabi saw meminta Bilal untuk menaiki atap Ka'bah dan mengumandangkan azan dari atasnya. Ini adalah azan pertama yang dikumandangkan di Mekkah al-Mukarromah.
Begitulah pengabdian Bilal di dalam Islam dan pencapaian kerohanian yang ia dapatkan.
Suatu kali Nabi Muhammad saw bersabda:
"Wahai Bilal, perbuatan khusus apa yang telah engkau lakukan sehingga saya mendengar suara langkahmu berjalan di depanku di Surga." Bilal menjawab, "Setiap kali saya berwudhu, saya melaksanakan shalat dua rakaat sebagai Tahiyyatul Wudhu."
Bilal merupakan seorang Ashabssuffah. Istilah Ashabussuffah adalah sebutan kepada para sahabat yang tinggal di beranda, disamping masjid Nabi saw di Madinah setelah hijrah dan mempelajari ilmu-ilmu agama disana.
"Wahai Bilal, perbuatan khusus apa yang telah engkau lakukan sehingga saya mendengar suara langkahmu berjalan di depanku di Surga." Bilal menjawab, "Setiap kali saya berwudhu, saya melaksanakan shalat dua rakaat sebagai Tahiyyatul Wudhu."
Bilal merupakan seorang Ashabssuffah. Istilah Ashabussuffah adalah sebutan kepada para sahabat yang tinggal di beranda, disamping masjid Nabi saw di Madinah setelah hijrah dan mempelajari ilmu-ilmu agama disana.
Sejak Bilal mendapatkan kehormatan menjadi salah satu Suffa, ia mengumpulkan banyak hadists Nabi saw. Sekitar 20 ulama merupakan bagian dari Ashabussuffa, diantaranya Usamah bin Zaid, Bara Bin Azib dan Abdullah bin Umar.
Ketika Raja Najasyi dari Habsyah mengirim tiga tombak sebagai hadiah kepada Nabi Muhammad saw, Nabi saw memberikannya kepada Umar, Ali, dan Bilal yang menggunakan tombak untuk membenarkan arah shalat.
Bilal di Syiria
Setelah Nabi Muhammad saw wafat, Bilal merasa sulit untuk menghabiskan waktu di Madinah tanpa Nabi tercinta (saw). Dia meminta kepada Khalifah Abu Bakar untuk membiarkannya pergi ke Syiria untuk berjihad. Dan disana ia menghabiskan sisa waktu hidupnya. Ia mengumandangkan azan hanya dua kali setelah itu. Yang pertama adalah ketika Khalifah Umar bin Khattab datang ke Syiria dan kedua kalinya ketika ia mengunjungi makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Setelah mendengar suara azannya orang-orang menangis, karena mengingat masa-masa kehidupan Nabi Muhammad saw.
Bilal meninggalkan Madinah untuk pergi ke Syiria (kemudian Syam) dan tinggal disana. Ketika Khalifah Umar mengunjungi Baitul Maqdis (Yerusalem), ia meminta Bilal untuk mengumandangkan azan. Dan ketika ia mengumandangkan Azan, para sahabat menangis tersedu-sedu teringat masa lalu. Diriwayatkan bahwa Khalifah Umar menangis yang mana ia belum pernah menangis seperti itu sebelumnya.
Ketika Bilal berada di Syiria, ia melihat dalam mimpi Nabi Muhammad saw berkata kepadanya "Wahai Bilal, mengapa engkau tidak mengunjungiku". Ia kemudian langsung bergegas ke Madinah dan menyampaikan shalawat dan salam di makam Nabi saw sambil menangis dan menempelkan wajahnya ke makam Rasul.
Ketika ia melihat Hassan dan Husain, cucu Nabi saw, ia langsung merangkul mereka. Atas permintaan mereka, Bilal mengumandangkan azan dengan suara gemetar dan berlinangan air mata. Mendengar Azannya Bilal, orang-orang berdatangan ke Masjid Nabawi. Ini adalah azan terakhirnya di Madinah.
Bilal menghabiskan hari-hari terakhirnya di Syiria. Beliau wafat pada 18 Hijriah pada usia 64 tahun dan dimakamkan di Bab-al-Sagheer dekat Jama Umavi di Damaskus. Ia melayani Nabi saw selama 25 tahun.
Islam telah mengangkat derajatnya pada tingkat seperti yang Umar bin Khattab memanggilnya sebagai Sayyidina (pemimpin kami).
Di saat-saat pembaringan terakhirnya, istrinya Hind menangis, 'wa hazana' (suatu kesedihan yang besar) dan Bilal menjawab, Wa Tarabaa' (suatu sukacita yang besar); "Besok saya akan berjumpa dengan orang yang saya cintai - Muhammad saw dan para sahabatnya."
10 amalan menjelangnya Ramadhan
Oleh : Biro Dakwah & Intelektual
Oleh : Biro Dakwah & Intelektual
1) Memperbanyakkan doa
diriwayatkan daripada para salafussoleh, mereka seringkali berdoa dengan doa-doa yang diajarkan oleh nabi s.a.w apabila menjelangnya Ramadhan.
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahawa Rasulullah SAW apabila masuk bulan Rejab selalu berdoa, “Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Ertinya: Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rejab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.
(HR. Ahmad dan Tabrani)
(HR. Ahmad dan Tabrani)
2) Bersyukur kerana diberi peluang untuk berpuasa dibulan Ramadhan tahun ini.
kerana diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam keadaan sihat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
3) Menceritakan khabar gembira kepada orang lain tentang kedatangan Ramadhan.
Seperti yang diriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w seringkali memberi khabar gembira kepada para sahabat apabila tibanya ramadhan.
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkat. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka.”
(HR. Ahmad).
(HR. Ahmad).
Salafussoleh juga sangat memperhatikan bulan Ramadhan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan rahmat.
4) Rancanglah setiap ibadat yang akan dilakukan dibulan Ramadhan kerana ganjaran pahala yang diberikan kepada orang yang beribadat pada bulan ini berlipat ganda.
5) Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktiviti-aktiviti kebaikan.
“Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, nescaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6) Mengulangkaji semua panduan-panduan beribadah dalam bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum sebelum menunaikan sesuatu ibadah agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. Firman Allah s.w.t :
“Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” [Q.S. Al-Anbiyaa(21): 7]
7) Sambut Ramadhan dengan taubat.
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
8) Hadiri majlis ilmu yang membahas tentang hikmah-hikmah berpuasa agar mental kita bersedia untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan.
9) Hiasilah diri dengan pakaian yang baik dan wangian yang segar ketika beribadah kepada Allah contohnya seperti ketika menunaikan solat terawih. Berbelanjalah sedikit untuk kegembiraan kita menjelang Ramadhan.
10) Sambutlah Ramadan dengan keazaman yang kuat.
Kepada Allah, dengan taubat nashuha
Kepada Rasulullah SAW, dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya.
Kepada orang tua, isteri-isteri, anak-anak, dan sahabat-sahabat serta kaum kerabat, dengan mengeratkan hubungan silaturrahim
Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah paling bermanfaat bagi orang lain.
Kepada Rasulullah SAW, dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya.
Kepada orang tua, isteri-isteri, anak-anak, dan sahabat-sahabat serta kaum kerabat, dengan mengeratkan hubungan silaturrahim
Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah paling bermanfaat bagi orang lain.
Wallahu'alam.
Keutamaan Bulan Sya'ban
Oleh : Biro Dakwah & Intelektual
Bulan Sya’ban adalah bulan mulia yang disunnahkan bagi kaum muslimin untuk banyak melakukan ibadat-ibadat sunat. Sebagaimana yang dikatakan dalam satu riwayat, pada waktu Nisfu Sya’ban terjadi peristiwa besar bagi umat muslim dimana terjadi pemindahan kiblat kaum muslimin dari baitul maqdis ke arah masjidil haram. Adapun kelebihan-kelebihan Bulan Sya'ban pula banyak dinyatakan didalam hadis-hadis yang shahih, antaranya :
Hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidatina Aisyah didalam Shahih Al-Bukhari :
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpuasa sehingga kami mengatakan dia tidak pernah berbuka, dan dia berbuka sampai kami mengatakan dia tidak pernah puasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasanya selama satu bulan kecuali Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat dia berpuasa melebihi banyaknya puasa di bulan Sya’ban.”
Disebutkan juga didalam satu riwayat juga bahawa Bulan Sya'ban adalah bulan kelalaian, kerana ramai manusia yang terlalai dari ketibaan Ramadhan, Sabda Rasulullah saw :
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rejab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam...“ (HR Tirmizi)
Namun demikian, apakah hukum menghidupkan malam nisfu sya'ban?
Seperti yang diriwayatkan daripada Al Qasthalani berkata: “Ulama penduduk Syam berbeza pendangan terhadap hukum menghidupkan malam nisfu sya’ban Pendapat yang pertama, dianjurkan menghidupkan malam tersebut dengan berjemaah di masjid., Khalid bin Mi’dan dan Luqman bin ‘Amir, dan selainnya, mereka mengenakan pakain bagus, memakai wewangian, bercelak, dan mereka menghidupkan malamnya dengan shalat. Hal ini disepakati oleh Ishaq bin Rahawaih, dia berkata tentang shalat berjamaah pada malam tersebut: “Itu bukan bid’ah!” Hal ini dikutip oleh Harb Al Karmani ketika dia bertanya kepadanya tentang ini. Kedua, bahawa dibenci (makruh) berjemaah di masjid untuk shalat, berkisah, dan berdoa pada malam itu, namun tidak mengapa jika seseorang shalatnya sendiri saja. Inilah pendapat Al Auza’i, imam penduduk Syam dan faqih (ahli fiqih)-nya mereka dan ulamanya mereka.”
Kesimpulannya, bulan sya'ban yang dikenali dengan bulan 'penyimpangan' atau 'berpecah' dalam kalangan kaum arab (dahulunya masyarakat Arab pada ketika itu akan berpecah untuk mencari untuk mencari sumber air di padang pasir bagi menyambut ketibaan ramadhan yang panas) dijanjikan seribu ganjaran kepada mereka yang beribadat padanya. Hal ini jelas terbukti melalui hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para imam hadis. Diantara kalam ulama mengenai kelebihan bulan sya'ban seperti kata Imam Syafie didalam Sunnan Al-Kubra :
“Doa mustajab adalah pada 5 malam, iaitu malam jumat, malam Aidul Adha, malam Aidil Fitri, malam pertama bulan rejab, dan malam Nisfu Sya’ban”.
Wallahu'alam.
Rujukan :
Teks Khutbah Jumaat 2015
Fatawa Al Azhar, Juz 10
Sunnah Al-Kubra, Imam Baihaqi
Fatawa Al Azhar, Juz 10
Sunnah Al-Kubra, Imam Baihaqi
Entri Populer
-
AJK induk Majlis Aidiladha BAKSIS '12 PENASIHAT : (BIRO DAKWAH & INTELEKTUAL BAKSIS) SHAHRIZAM TAHIR SITI NORHAIDAH B...
-
Bismillahirahmanirrahim Assalamualaikum Ulamak Qiraat Dunia Islam -Imam Hafs- Namanya ialah Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah b...
-
Itik berenang Pernah kita melihat itik yang sedang berenang di dalam kolam atau tasik? Itik-itik itu semua kelihatan berada di permukaan...
-
Yang Di Pertua : Muhammad Nazran bin Arbaa Timb YDP : Muhd Zhulfikar bin Muhamad Jifri Naib YDP : Norafizah binti Yassin ...
-
:: BARISAN AHLI MAJLIS TERTINGGI SESI 2015/2016 :: ~MEMBANGUN BERSAMA MMSJ ~
-
-
:: BARISAN AHLI MAJLIS TERTINGGI (AMT) SESI 2014/2015 :: :: BA...